• Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi)

     

    Apa itu hipertensi (tekanan darah tinggi)?

    Hipertensi adalah nama lain dari tekanan darah tinggi. Tekanan darah itu sendiri adalah kekuatan aliran darah dari jantung yang mendorong dinding pembuluh darah (arteri). Kekuatan tekanan darah ini bisa berubah dari waktu ke waktu, dipengaruhi oleh aktivitas apa yang sedang dilakukan jantung (misalnya sedang berolahraga atau dalam keadaan normal/istirahat) dan daya tahan pembuluh darahnya.

     

     

    Penyakit Hipertensi

     

     

    Hipertensi adalah kondisi di mana tekanan darah lebih tinggi dari 140/90 milimeter merkuri (mmHG). Angka 140 mmHG merujuk pada bacaan sistolik, ketika jantung memompa darah ke seluruh tubuh. Sementara itu, angka 90 mmHG mengacu pada bacaan diastolik, ketika jantung dalam keadaan rileks sembari mengisi ulang bilik-biliknya dengan darah.

     

     

    Perlu diketahui bahwa tekanan sistolik adalah tekanan maksimal karena jantung berkontraksi, sementara tekanan diastolik adalah tekanan terendah di antara kontraksi (jantung beristirahat).

     

    Berapa seharusnya tekanan darah normal?

    Memahami angka tekanan darah normal tidaklah mudah, terutama dengan istilah seperti “sistolik”, “diastolik”, dan “milimeter merkuri” (mmHg). Namun, jika Anda ingin menjaga tekanan darah tetap terkontrol, penting untuk mengetahui apa yang dianggap normal, dan kapan tekanan darah dikatakan terlalu tinggi alias hipertensi.Faktor tekanan darah tinggi

     

     

    Tekanan darah normal berkisar di angka 120/80 mmHG. Saat angka sistolik dan diastolik berada di kisaran ini, maka Anda dapat disebut memiliki tekanan darah normal. Seseorang baru disebut memiliki darah tinggi atau mengidap hipertensi jika hasil pembacaan tekanan darah menunjukkan 140/90 mmHG. Tekanan darah yang terlalu tinggi akan mengganggu sirkulasi darah.

     

     

    Namun begitu, memiliki tekanan darah normal bukan berarti Anda bisa bersantai. Saat angka sistolik Anda berada di antara 120-139, atau jika angka diastolik (angka bawah) berkisar di 80-89, ini artinya Anda memiliki “prehipertensi”. Meskipun angka ini belum bisa dianggap hipertensi, tetap saja ini di atas angka normal. Orang-orang yang sehat juga dianjurkan untuk melakukan langkah pencegahan untuk menjaga agar tekanan darah tetap berada di kisaran normal, sekaligus menghindari risiko hipertensi dan penyakit jantung.

     

     

    Apabila pembacaan tekanan darah Anda berada di atas 180/110 mmHg, atau jika memiliki tekanan sistolik ATAU diastolik yang lebih tinggi dari angka ini, Anda berisiko menghadapi masalah kesehatan yang sangat serius. Angka ini menunjukkan kondisi yang disebut krisis hipertensi. Jika tekanan darah Anda sampai setinggi ini, dokter biasanya akan mengukur kembali setelah beberapa menit. Jika masih sama tingginya, Anda akan segera diberi obat darah tinggi darurat.

     

    Seberapa umumkah hipertensi (tekanan darah tinggi)?

    Hampir semua orang dapat mengalami tekanan darah tinggi. Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebut angkanya saat ini terus meningkat secara global. Peningkatan orang-orang dewasa di seluruh dunia yang akan mengidap hipertensi diprediksi melonjak hingga 29 persen pada tahun 2025.

     

     

    Peningkatan kasus hipertensi juga terjadi di Indonesia. Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) milik Kemenkes RI tahun 2013 menunjukkan bahwa 25,8 persen penduduk Indonesia mengidap hipertensi. Laporan Survei Indikator Kesehatan Nasional (Sirkesnas) menunjukkan angka pengidapnya meningkat jadi 32,4 persen. Ini artinya ada peningkatan sekitar tujuh persen dari tahun-tahun sebelumnya. Angka pasti di dunia nyata mungkin bisa lebih tinggi dari ini karena banyak orang yang tidak menyadari mereka memiliki tekanan darah tinggi.

     

     

    Hipertensi adalah salah satu penyakit yang sering disebut dengan  “pembunuh diam-diam” karena penyakit ini tidak menyebabkan gejala jangka panjang. Namun, penyakit ini mungkin mengakibatkan komplikasi yang mengancam nyawa layaknya penyakit jantung.

     

     

    Jika tidak terdeteksi dini dan terobati tepat waktu, hipertensi dapat mengakibatkan komplikasi serius penyakit jantung koroner, gagal jantung, stroke, gagal ginjal, kebutaan, diabetes, dan banyak penyakit berbahaya lainnya. Stroke (51%) dan Penyakit Jantung Koroner (45%) merupakan penyebab kematian akibat hipertensi tertinggi di Indonesia.Penyakit hipertensi

     

    Ciri-ciri & gejala

    Apa saja ciri-ciri dan gejala hipertensi (tekanan darah tinggi)?

    Penderita hipertensi biasanya tidak menunjukkan ciri apapun atau hanya mengalami gejala ringan. Namun secara umum, gejala hipertensi adalah:

     

     

    • Sakit kepala parah
    • Pusing
    • Penglihatan buram
    • Mual
    • Telinga berdenging
    • Kebingungan
    • Detak jantung tak teratur
    • Kelelahan
    • Nyeri dada
    • Sulit bernapas
    • Darah dalam urin
    • Sensasi berdetak di dada, leher, atau telinga

     

    Mungkin masih ada gejala lain yang tidak tercantum di atas. Konsultasikan kepada dokter untuk informasi lebih lengkap.

     

    Kapan saya harus periksa ke dokter?

    Hubungi dokter secepatnya jika:

     

     

    • Tekanan darah lebih tinggi dari biasanya (lebih dari 120/80 mm Hg)
    • Mimisan, sakit kepala, atau pusing
    • Menderita efek samping setelah minum obat darah tinggi

     

    Karena hipertensi adalah penyakit tersembunyi dan sulit terdeteksi, Anda perlu memeriksakan tekanan darah Anda secara teratur bila Anda berisiko terkena tekanan darah tinggi. Cari pertolongan medis segera atau perawatan rumah sakit jika Anda menyadari adanya tanda atau gejala abnormalitas.

     

     

    Penyebab

    Apa penyebab hipertensi (tekanan darah tinggi)?

    Hipertensi yang penyebabnya tidak jelas disebut hipertensi primer. Tapi tekanan darah tinggi juga bisa disebabkan oleh gaya hidup dan pola makan yang buruk.

     

     

    Ambil contoh, merokok. Merokok satu batang saja dapat menyebabkan lonjakan langsung dalam tekanan darah dan dapat meningkatkan kadar tekanan darah sistolik sebanyak 4 mmHG. Nikotin dalam produk tembakau memacu sistem saraf untuk melepaskan zat kimia yang dapat menyempitkan pembuluh darah dan berkontribusi terhadap tekanan darah tinggi.

     

     

    Kebanyakan makan makanan asin, yang mengandung natrium (makanan olahan, makanan kalengan, fast food), dan makanan atau minuman yang mengandung pemanis buatan juga dapat meningkatkan kolesterol dan/atau tekanan darah tinggi.

     

     

    Tekanan darah tinggi juga bisa muncul sebagai efek samping obat gagal ginjal dan perawatan penyakit jantung. Kondisi ini disebut hipertensi sekunder. Pil KB atau obat flu yang dijual di toko obat juga bisa menyebabkan tekanan darah tinggi. Wanita hamil atau yang menggunakan terapi pengganti hormon mungkin juga mengalami tekanan darah tinggi.

     

     

    Tekanan darah tinggi karena obat mungkin menjadi normal setelah berhenti minum obat, tapi dalam beberapa kasus, tekanan darah masih meningkat selama beberapa minggu setelah menghentikan penggunaan obat. Anda harus bertanya kepada dokter jika tekanan darah abnormal terus terjadi.

     

     

    Anak di bawah 10 tahun sering kali mengalami tekanan darah tinggi karena penyakit lain, misalnya penyakit ginjal. Dalam kasus tersebut, tekanan darah anak akan kembali normal setelah mengonsumsi obat darah tinggi.

     

    Faktor-faktor risiko

    Siapa yang berisiko terkena hipertensi (tekanan darah tinggi)?

    Menurut Riset Kesehatan Dasar 2013, lebih dari 25% penduduk Indonesia yang berusia di atas 18 tahun menderita tekanan darah tinggi maupun prehipertensi.

     

     

    Sebagian besar kasus tekanan darah tinggi pada remaja diklasifikasikan sebagai hipertensi primer. Seperti orang dewasa, penyebab hipertensi primer tidak sepenuhnya dipahami. Beberapa remaja tampak mewarisi kecenderungan terkena tekanan darah tinggi dari orangtua mereka, sementara yang lain menjadi korban gaya hidup buruk, yang mengakibatkan obesitas dan bentuk tubuh tidak ideal yang istilahnya disebut dokter sebagai “menurunnya kebugaran kardiovaskular”.

     

     

    Pada beberapa kasus, hipertensi pada remaja didasari oleh kondisi medis tertentu yang sudah lebih dulu diidapnya, seperti penyakit jantung maupun ginjal.Penyakit hipertensi

     

    Namun secara umum, beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang terkena hipertensi adalah:

     

     

    • Kelelahan
    • Diabetes
    • Asam urat
    • Obesitas
    • Kolesterol tinggi
    • Penyakit ginjal
    • Kecanduan alkohol
    • Wanita yang menggunakan pil KB
    • Orang yang memiliki orangtua atau kakek nenek dengan tekanan darah tinggi.

     

    Tidak memiliki faktor risiko bukan berarti Anda tidak akan kena hipertensi. Faktor ini hanya sebagai referensi. Konsultasikanlah kepada dokter untuk detail lebih lanjut.

     

    Informasi yang diberikan bukanlah pengganti nasihat medis. SELALU konsultasikan pada dokter Anda.

     

    Apakah tekanan darah tinggi bisa disembuhkan?

    Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi permanen di mana tekanan darah terus menerus tinggi atau lebih dari 140/90 mmHg. Anda tidak bisa merasakan hipertensi. Banyak orang yang bahkan tidak tahu mereka memiliki darah tinggi. Hipertensi bisa muncul tanpa gejala fisik, yang diam-diam merusak pembuluh darah dan menyebabkan ancaman kesehatan yang serius.

     

     

    Pasalnya hipertensi bukanlah penyakit yang berdiri sendiri, melainkan suatu sindrom atau kumpulan gejala penyakit di dalam tubuh. Hipertensi bisa disebabkan oleh penyakit lain, seperti penyakit jantung atau penyakit ginjal. Jika tekanan darah tinggi Anda disebabkan oleh penyakit lain yang mendasarinya, hipertensi bisa disembuhkan dengan cara mengobati akar penyebabnya — jika penyakit mendasarnya memang mungkin untuk disembuhkan.

     

     

    Akan tetapi, sebagian besar kasus tekanan darah tinggi (sekitar 85% sampai 90%) di dunia tergolong hipertensi primer. Pada sebagian besar kasus, kondisi hipertensi primer yang diderita oleh hampir kebanyakan orang dipengaruhi oleh keturunan (genetik) atau gaya hidup/lingkungan yang tidak sehat. Untuk beberapa kasus, penyebab hipertensi primer tidak dapat ditentukan. Hipertensi jenis ini tidak dapat disembuhkan, hanya dapat dikendalikan dengan obat darah tinggi.

     

     

    Dengan demikian, bila tekanan darah turun, bukan berarti Anda sembuh total dari hipertensi. Anda masih memiliki potensi risiko komplikasi penyakit yang disebabkan oleh hipertensi apabila gejalanya tidak dikelola dan tekanan darah kembali naik.

     

     

    Apa saja tes yang biasa dilakukan untuk diagnosis tekanan darah tinggi (hipertensi)?

    Hipertensi didiagnosis melalui teknik tes tekanan darah. Inspeksi teknik akan dilakukan beberapa kali untuk memastikan hasil yang akurat. Jika tekanan darah Anda tinggi, dokter mungkin meminta Anda untuk memeriksa kembali dan melacaknya berulang kali secara berkala.

     

    Bila tekanan darah Anda lebih dari 140/90 mmHg dalam pemeriksaan biasa, dokter akan mendiagnosis Anda mengidap tekanan darah tinggi. Jika Anda menderita penyakit kronis, misalnya diabetes atau penyakit ginjal, dan tekanan darah lebih 130/80 mm Hg, Anda juga terdiagnosis hipertensi.

     

    Dokter akan meminta Anda untuk berbaring terlentang untuk mengukur tekanan darah Anda. Tekanan darah akan lebih rendah pada anak-anak daripada orang dewasa dan akan meningkat secara bertahap seiring bertumbuhnya anak. Anda perlu bertanya kepada dokter untuk mengetahui lebih jelas tentang tekanan darah yang normal.

     

    Perlu dipahami juga bahwa hasil bacaan tekanan darah di dokter dan di rumah bisa berbeda. Pasalnya, jika Anda merasa gugup setiap berada di rumah sakit atau di tempat praktik dokter, tekanan darah Anda dapat naik pada setiap kunjungan sehingga hasil yang terlihat dari pemeriksaan dokter pun bahwa tekanan darah Anda umumnya tinggi. Fenomena ini disebut juga “white coat hypertension”. Karena itu, dokter mungkin ingin mengukur tekanan darah Anda lebih dari satu kali dan jauh dari ruang praktik. Ini akan membantu menentukan apakah Anda hanya memiliki white coat hypertension atau Anda benar-benar memiliki tekanan darah tinggi.

     

    Jika Anda memiliki white coat hypertension, kemungkinan risiko tekanan darah tinggi Anda bisa terus meningkat di masa depan. Oleh karena itu, penting untuk memeriksa tekanan darah oleh dokter atau ahli kesehatan lain setidaknya setiap enam sampai 12 bulan. Ini akan memberi Anda banyak waktu untuk membuat perubahan gaya hidup yang mungkin bisa membantu.

     

    Pengobatan di rumah

    Apa saja perubahan gaya hidup yang dapat dilakukan untuk mengatasi hipertensi (tekanan darah tinggi)?

    Dilansir dari rilis media yang diunggah pada laman PD PERSI, dikatakan bahwa penurunan tekanan darah hingga 2 mmHg bisa mengurangi 7 persen risiko kematian akibat serangan jantung dan 10% risiko kematian akibat stroke.

     

     

    Di sisi lain, gejala hipertensi tak melulu harus ditangani dengan obat-obatan medis. Di samping konsumsi obat-obatan, Anda juga harus melakukan perubahan gaya hidup postif. Beberapa perubahan gaya hidup postif yang bisa Anda lakukan untuk membantu mengatasi hipertensi adalah:

     

     

    • Diet seimbang dan rendah garam
    • Olahraga teratur
    • Tidak merokok dan tidak minum alkohol
    • Berusaha menurunkan berat badan jika Anda mengalami obesitas

     

    Berbagai cara yang sudah disebutkan di atas banyak membantu menurunkan tekanan darah agar tekanan darah normal selalu , sekaligus menekan risiko Anda terhadap komplikasi risiko penyakit lain akibat hipertensi, seperti penyakit jantung, stroke, dan gagal ginjal. Itu artinya, mengelola tekanan darah adalah komitmen seumur hidup.

     

     

    Anda juga bisa melakukan pengobatan hipertensi secara alami. Beberapa pengobatan alami yang bisa Anda coba untuk mengatasi hipertensi adalah belajar teknik bernapas yang benar dan relaksasi otot. Kedua hal tersebut dapat membantu menghilangkan stres yang mungkin muncul sebagai efek samping dari hipertensi. Terlebih, stres emosional memengaruhi tekanan darah Anda. Jadi belajarlah untuk memilah-milih prioritas hidup dan menjauhi diri dari pemicu stres sebagai upaya dampingan yang sama penting untuk mengelola tekanan darah Anda.

     

     

    Memang benar bahwa kombinasi resep obat dan perubahan gaya hidup sehat dapat membantu Anda mencegah mengalami peningkatan tekanan darah. Namun, Anda juga harus rutin memeriksakan tekanan darah secara berkala dan mengikuti rencana perawatan dokter untuk dapat mengawasi dan mengendalikan kondisi kesehatan Anda.

     

     

    Semakin Anda bertambah tua, tindakan pencegahan menjadi lebih penting. Tekanan sistolik biasanya akan pelan-pelan naik setelah Anda mencapai usia 50 tahun. Tetaplah jaga berat badan agar ideal, yang dapat dicapai dengan pola makan sehat dan olahraga. Memiliki berat badan sehat akan mengurangi peluang Anda terkena hipertensi.

     

     

    Yuk jaga dan sayangi tubuh kita dengan rajin berolahraga , pola makan yang sehat dan teratur , gizi seimbang , serta istirahat yang cukup , agar kita terhindar dari berbagai penyakit yang masuk yang tidak kita inginkan  pada tubuh kita , Sahabat Sehat !


    votre commentaire
  • Ministroke ( Stroke Ringan )

     

     

         

    Stroke ringan memiliki durasi serangan yang singkat dan dapat menghilang dalam beberapa menit. Namun meski gejalanya telah pergi, penyakit ini tetap menyimpan bahaya mematikan jika diabaikan, termasuk kematian.

     

     

    Penyakit Ministroke(stroke ringan)

     

     

     

    Stroke ringan sendiri dalam bahasa medis dinamakan serangan iskemik sesaat atau transient ischaemic attack (TIA). Penyebab penyakit ini sama dengan stroke, yaitu terhalangnya aliran darah ke otak. Sehingga, wajar jika gejala yang muncul juga mirip dengan stroke.Cara atasi mini stroke

     

    Gejala Stroke Ringan

     

    Gejala TIA atau stroke ringan sendiri biasanya mudah dikenali melalui gangguan pada wajah, lengan, dan kemampuan bicara. Berikut ciri-cirinya:

     

     

    • Stroke ringan dapat menyebabkan kelemahan otot wajah, tanda-tandanya adalah wajah turun ke salah satu sisi (wajah terlihat tidak simetris), tidak bisa senyum, tidak dapat mengerutkan dahi, dan mata atau mulut turun ke bawah.
    • Penderita stroke ringan kemungkinan tidak mampu mengangkat kedua lengan dan tungkai. Hal ini terjadi karena anggota gerak mereka lemas atau mati rasa pada salah satu sisi.
    • Kesemutan di bagian tubuh yang terkena serangan stroke ringan, seperti wajah, lengan, dan tungkai pada sisi yang terganggu.
    • Kemampuan bicara juga bisa terganggu. Misalnya bicara cadel, tidak beraturan, tidak dapat memahami ucapan orang lain, atau bahkan tidak mampu bicara sama sekali.
    • Pandangan terganggu pada salah satu atau kedua mata.
    • Sakit kepala dan pusing.
    • Kesulitan berjalan atau mempertahankan posisi tubuh karena adanya gangguan sistem koordinasi tubuh. Kesulitan berjalan juga bisa disebabkan oleh kelemahan pada tungkai dan kaki.

     

     

    Jika Anda mengalami salah satu dari gejala tersebut, maka segeralah menghubungi dokter.

     

    Perbedaan Ministroke dan stroke

    Perbedaan mendasar antara stroke ringan dengan stroke adalah ukuran atau tingkat keparahan sumbatan yang menghalangi aliran darah ke otak. Pada stroke ringan, sumbatan masih kecil dan belum menyebabkan kerusakan saraf otak yang permanen. Gejala stroke ringan bisa membaik dalam hitungan jam. Sedangkan pada stroke, sumbatan yang terjadi sudah lebih besar atau parah, dan biasanya sudah ada kerusakan pada saraf otak.Penyakit mini stroke dan gejalanya

     

     

     

    Bahaya yang Mungkin Muncul

    Mini stroke, nama lain dari stroke ringan, meski gejalanya hanya berlangsung singkat, namun bisa menunjukkan bahwa tubuh sedang terancam bahaya. Orang yang terkena stroke ringan diprediksi memiliki harapan hidup yang lebih rendah pada sembilan tahun pertama, dibandingkan mereka yang tidak pernah mengalaminya.

     

     

    Hal tersebut berdasarkan data bahwa sekitar 4 dari 10 orang yang terkena stroke ringan kemudian menderita stroke yang sebenarnya. Yang mengkhawatirkan adalah setengah dari stroke tersebut terjadi dalam kurun waktu 48 jam setelah stroke ringan. Penelitian lain juga menemukan bahwa sekitar 10 persen orang yang pernah mengalami stroke ringan akan mengalami stroke dalam kurun waktu 1 hingga 5 tahun ke depan.

     

     

    Meski stroke ringan menyerang hanya dalam waktu yang relatif singkat dan bisa pulih sempurna, kondisi ini bisa secara mudah berujung pada stroke yang berdampak permanen. Kondisi yang lebih parah bisa terjadi jika gejala stroke ringan tidak terdeteksi, sehingga dibiarkan saja tanpa penanganan. Gangguan pada otak yang tidak mendapat pengobatan dapat memicu komplikasi yang memengaruhi kualitas hidup, seperti demensia.

     

     

    Faktor Risiko Stroke Ringan

    Orang-orang dengan kondisi tertentu juga wajib mewaspadai kemungkinan terkena stroke ringan. Misalnya orang yang merokok, mempunyai tekanan darah tinggi (hipertensi), dan orang dengan berat badan berlebih atau obesitas. Selain itu, orang yang memiliki kadar kolesterol tinggi, mengonsumsi alkohol berlebih secara rutin, mengalami gangguan irama jantung, atau diabetes juga lebih rentan terkena stroke ringan.

     

     

    Mengingat dampaknya yang bisa mematikan, seseorang yang mendapati adanya gejala stroke ringan harus segera berkonsultasi ke dokter. Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik untuk menilai bagian otak mana yang terganggu, dan memastikannya lewat pemeriksaan penunjang, seperti CT scan atau MRI otak, untuk memeriksa struktur dan peredaran darah pada otak. Selain itu, EKG, Rontgen dada, dan tes darah juga umumnya dilakukan sebagai pemeriksaan tambahan.

     

     

    Jalani gaya hidup sehat, agar risiko terkena penyakit yang lebih berat dapat diperkecil. Berhenti merokok, batasi konsumsi makanan berkolesterol, tidak mengonsumsi alkohol, dan rutin berolahraga, adalah beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menjauhkan diri dari stroke. Pastikan juga cukup mengonsumsi buah dan sayur, menjaga berat badan yang sehat, serta mengelola diabetes dengan baik, untuk menghindari penyakit ini.Penyakit ministroke dan gejalanya

     

     

     

    Pencegahan Stroke Ringan 

    Pencegahan stroke ringan yang perlu anda ketahui terlepas dari faktor usia atau adanya riwayat keluarga adalah : 

     

    • Menurunkan tekanan darah tinggi 
    • Menurunkan berat badan 
    • Olahraga
    • Pengobatan Diabetes
    • Berhenti merokok

     

     

    Yuk jaga dan sayangi tubuh kita , dengan rajin berolahraga , pola makan yang sehat dan teratur , tambahan gizi seimbang , serta istirahat yang cukup , agar tubuh kita terhindar dari berbagai macam penyakit , Sahabat Sehat !


    votre commentaire
  • Kanker

     

    Apa itu penyakit kanker?

    Penyakit ini terjadi karena pertumbuhan sel-sel abnormal yang tidak terkendali, yang menyebabkan jaringan tubuh normal rusak. Pada dasarnya, tubuh manusia terdiri dari triliunan sel yang tersebar di setiap organ dan bagian. Sel-sel ini nantinya akan terus tumbuh dan berkembang menjadi sel baru. Sementara sel-sel yang sudah tua, tidak sehat, dan tidak berfungsi lagi akan mati secara alamiah.

     

     

    Penyakit Kanker

     

     

    Sementara sel kanker tidak akan mati dengan sendirinya. Sel ini akan terus mengganda dan memperbanyak diri hingga jumlah yang sudah tak bisa dikendalikan lagi. Perubahan inilah yang bisa memicu munculnya sel kanker.Cara atasi kanker

     

    Dibandingkan dengan sel tubuh, sel kanker memiliki banyak sekali perbedaan. Sel ini dapat tumbuh secara agresif dan menyebar ke bagian tubuh lainnya guna membentuk sebuah jaringan baru. Sel kanker juga tidak bisa mati dan rusak dengan sendirinya.

     

    Penyakit kanker bisa muncul pada bagian tubuh mana pun karena asalnya dari sel dalam tubuh manusia. Maka, ada banyak sekali jenis penyakit kanker yang ditemui pada manusia. Dilaporkan bahwa terdapat lebih dari 200 jenis penyakit kanker yang berbeda.

     

    Seberapa umumkah penyakit kanker?

    Penyakit ini bisa menyerang siapa pun tanpa pandang bulu. Mulai dari balita hingga lanjut usia, wanita maupun laki-laki, bahkan mereka yang gaya hidupnya cukup sehat. Hal ini dapat dikendalikan dengan mengurangi faktor risiko Anda. Silakan diskusikan dengan dokter Anda untuk informasi lebih lanjut.

     

    Tanda-tanda & gejala

    Apa saja tanda-tanda dan gejala kanker?

    Berikut adalah beberapa gejala kanker yang tidak boleh diabaikan:

     

    1. Muncul benjolan yang tidak lazim

     

    Gejala kanker yang paling khas adalah munculnya benjolan tumor yang tidak lazim. Jika Anda menemukan benjolan yang tumbuh dengan cepat dalam waktu singkat dan berbentuk tidak wajar, bisa jadi ini merupakan gejala kanker payudara.

     

    Selain di payudara, benjolan ini juga dapat muncul di bagian tubuh mana pun. Maka dari itu, jika Anda menemukan benjolan baru atau benjolan yang mengalami perubahan di tubuh Anda, periksakan ke dokter sesegera mungkin.

     

    2. Perubahan pada kulit

     

    Jika Anda mencurigai adanya perubahan ukuran, bentuk, atau warna tahi lalat yang tak wajar, waspadai gejala kanker kulit. Untuk memastikan segala perubahan yang terjadi pada kulit Anda bukan gejala penyakit ini, segera konsultasikan ke dokter untuk pemeriksaan menyeluruh.

     

    Anda juga sebaiknya melakukan pemeriksaan kulit secara rutin sendiri untuk mengetahui ada tidaknya pertumbuhan yang tampak aneh pada kulit.

     

    3. Masalah pada kelenjar getah bening

     

    Kelenjar getah bening adalah struktur jaringan kecil berbentuk menyerupai kacang merah yang memegang peranan besar dalam sistem kekebalan tubuh manusia. Jadi, ketika terjadi infeksi, kelenjar getah bening akan  membengkak untuk memberikan tanda.

     

    Oleh karena itu, pembengkakan kelenjar getah bening perlu diwaspadai karena bisa menjadi tanda kanker, seperti leukimia dan limfoma. Kelenjar ini banyak terdapat pada leher, paha bagian dalam, ketiak, di sekitar usus, dan di antara paru-paru.

     

    4. Berat badan turun tanpa sebab

     

    Hal yang normal jika Anda mengalami penurunan berat badan karena sedang diet. Namun apabila penurunan berat badan Anda terjadi tanpa sebab yang jelas, Anda perlu waspada.

     

    Penurunan berat badan bisa saja menjadi gejala kanker usus besar, pankreas, atau pencernaan lainnya. Tidak hanya itu, penurunan berat badan tiba-tiba juga bisa menjadi tanda penyakit ini yang dapat menyebar ke hati sehingga akan mempengaruhi nafsu makan dan kemampuan tubuh Anda untuk melepaskan limbah makanan dalam tubuh.

     

    5. Batuk atau sesak yang berkepanjangan

     

    Kebanyakan batuk mungkin tidak perlu diwaspadai. Akan tetapi jika batuk yang Anda alami tak sembuh-sembuh, terjadi dalam waktu yang lama dan disertai dengan sesak napas ataupun darah, Anda harus waspada. Pasalnya, ini bisa berbahaya karena menunjukkan bahwa paru-paru Anda bermasalah. Dalam skenario terburuk, yang Anda alami bisa jadi kanker paru.

     

    Maka dari itu, bila Anda terkena batuk yang berkepanjangan, pergilah ke pusat kesehatan untuk melakukan X-ray atau CT scan dada.

     

    6. Rasa sakit tanpa sebab

     

    Jika rasa sakit Anda akibat dari cedera fisik, ini mungkin bukan masalah serius. Namun, apabila Anda mengalami rasa sakit yang tetap dan tanpa sebab ini patut diwaspadai.

     

    Tergantung pada lokasi rasa sakitnya, ada berbagai macam jenis penyakit ini. Sakit kepala yang tak kunjung sembuh meski sudah menjalani pengobatan bisa menjadi gejala kanker otak.

     

    7. Perdarahan tidak normal

     

    Perdarahan tidak normal bisa mengindikasikan kemungkinan bahwa Anda memiliki penyakit ini. Misalnya, perdarahan vagina di luar menstruasi ataupun setelah berhubungan seksual bisa menjadi tanda kanker endometrium dan serviks.

     

    Mungkin ada gejala kanker yang tidak disebutkan di atas. Oleh sebab itu, segera konsultasikan ke dokter jika Anda mencurigai perubahan yang tidak wajar pada tubuh Anda sebagai deteksi dini penyakit ini. Semakin dini penyakit ini terdeteksi, peluang untuk sembuhnya juga akan semakin besar.

     

    Kapan saya harus periksa ke dokter?

    Jika Anda mengalami satupun tanda atau gejala kanker yang disebutkan di atas, atau memiliki pertanyaan apapun tentang gejala penyakit ini, sebaiknya segela konsultasikanlah pada dokter Anda. Tubuh setiap orang bereaksi dengan cara berbeda. Selalu lebih baik untuk mendiskusikan apa yang terbaik untuk keadaan Anda dengan dokter.

     

    Penyebab

    Apa penyebab kanker?

    Penyebab kanker paling umum adalah perubahan (mutasi) pada gen dalam sel. Di dalam gen, terkandung ribuan DNA yang akan memberi instruksi pada sel untuk menjalankan fungsinya pada organ tubuh tempat sel tersebut hidup.

     

     

    Maka inti sel yang menjadi rumah bagi ribuan gen ini akan menentukan jenis sel apa yang dibutuhkan organ tubuh tertentu, kapan sel perlu membelah diri, dan sel mana yang harus mati dan digantikan.

     

     

    Sayangnya, proses ini tidak selalu berjalan dengan sempurna. Ketika sel melakukan pembelahan diri, ada risiko sel baru yang lahir dari pembelahan tersebut mengandung gen yang rusak atau digandakan terlalu banyak. Perubahan struktur gen dalam sel ini disebut sebagai mutasi gen.

     

     

    Ketika mutasi gen terjadi, sel sudah tidak bisa lagi menerima perintah dan instruksi dari sistem pusat sehingga sel ini akan tumbuh di luar kendali dan menghasilkan protein yang tidak normal. Kelainan pada protein yang diproduksi akan semakin memicu pembelahan sel-sel baru dengan gen yang tidak sempurna. Pada kasus lain, protein yang dibutuhkan untuk menghentikan kelahiran sel baru justru tidak diproduksi sama sekali.

     

     

    Biasanya, mutasi gen baru akan berpotensi menimbulkan kanker jika terjadi lebih dari lima kali dan melibatkan gen yang berbeda. Proses ini bisa berlangsung hingga bertahun-tahun sampai sel-sel tersebut membelah diri dan membentuk sel kanker yang cukup besar. Barulah gejala-gejalanya mulai muncul dan sel-sel kanker tampak ketika tubuh Anda diperiksa.

     

     

    Namun, pada kasus anak-anak, kerusakan gen sudah terjadi sejak dalam kandungan atau sejak lahir. Jadi, mereka memang memiliki gen bawaan yang rusak dalam sel tubuh sehingga proses terbentuknya penyakit kanker tidak membutuhkan waktu yang lama.

     

     

    Secara umum, ada dua faktor penyebab kanker yang paling sering terjadi, yaitu:

     

     

    • Faktor internal. Anda mungkin terlahir dengan mutasi genetik yang diwariskan dari orangtua Anda. Jenis mutasi ini bertanggung jawab atas persentase kecil dari penyakit ini.
    • Faktor eksternal. Kebanyakan mutasi gen terjadi setelah kelahiran dan tidak diwariskan. Sejumlah faktor dapat menyebabkan mutasi gen seperti merokok, radiasi, virus, bahan kimia penyebab kanker (karsinogen), obesitas, hormon, peradangan kronis dan kurangnya berolahraga.

     

    Para ilmuwan tidak mengetahui seberapa banyak mutasi yang harus terakumulasi sehingga bisa jadi penyebab kanker. Meski begitu, para ilmuwan percaya bahwa penyebab kanker akan bervariasi pada setiap orang tergantung jenis kanker yang dialaminya. Konsultasikan ke dokter Anda untuk mengetahui penyebab kanker yang lebih lengkap. Dengan mengetahui berbagai faktor penyebab kanker memungkinkan untuk menurunkan risiko Anda terkena penyakit ini di masa yang akan datang.

     

     

     

    Faktor-faktor risiko

    Apa yang meningkatkan risiko saya terkena penyakit kanker?

     

    Ada banyak faktor yang meningkatkan risiko Anda terkena penyakit ini, seperti:

     

     

    • Usia. Penyakit ini bisa memerlukan waktu puluhan tahun untuk tumbuh. Oleh karena itu, kebanyakan orang yang didiagnosis penyakit ini berusia 65 tahun atau lebih. Meski begitu, penyakit ini bukanlah penyakit eksklusif untuk orang dewasa. Pasalnya, penyakit ini juga dapat didiagnosis pada usia berapa pun.
    • Kebiasaan buruk. Merokok, konsumsi alkohol berlebihan, paparan sinar matahari berlebihan, obesitas, dan seks yang tidak aman bisa jadi faktor penyebab kanker.
    • Riwayat keluarga. Dalam banyak kasus, penyakit ini sifatnya menurun. Maka, Anda harus menjalani tes genetik untuk pencegahan lebih lanjut. Meski begitu, dengan memiliki mutasi genetik yang diturunkan bukan berarti Anda akan terkena penyakit ini.
    • Kondisi kesehatan. Beberapa kondisi kesehatan kronis seperti ulcerative colitis dapat dengan nyata meningkatkan risiko tumbuhnya penyakit ini jenis tertentu.
    • Lingkungan hidup. Bahan kimia berbahaya seperti asbes dan benzena di rumah atau tempat kerja bisa menjadi faktor yang meningkatkan risiko penyakit ini. Meskipun Anda tidak merokok, Anda bisa menghirup asap rokok jika berada di sekitar orang yang merokok atau tinggal dengan seseorang yang merokok.

     


    Obat & Pengobatan

    Informasi yang diberikan bukanlah pengganti nasihat medis. SELALU konsultasikan pada dokter Anda.

     

    Bagaimana penyakit kanker didiagnosis?

     

    Sangatlah dianjurkan untuk secepatnya mendiagnosis penyakit untuk mendapatkan peluang terbaik untuk penyembuhan, terutama pada stadium awal. Dokter bisa menggunakan satu atau lebih pendekatan untuk mendiagnosis penyakit ini. Beberapa tes yang umum dilakukan dokter untuk mendiagnosis penyakit ini di antaranya:

     

     

    • Pemeriksaan fisik. Dokter mungkin akan melakukan colok dubur jika mencurigai Anda mengalami penyakit ini di usus atau prostat. Metode pemeriksaan fisik lainnya juga mungkin dilakukan dokter untuk memperjelas diagnosis penyakit pasien.
    • Tes laboratorium. Dokter mungkin akan melakukan tes darah untuk untuk menggambarkan kesehatan pasien secara keseluruhan dan mendeteksi ada tidaknya kelainan.
    • Tes pencitraan. Beragam tes pencitraan seperti PET scan, MRI, rontgen, ultrasound, dan CT scan dapat digunakan untuk mencari tahu apakah penyakit ini telah menyebar.
    • Biopsi. Prosedur ini dilakukan dengan cara mengangkat sebagian kecil jaringan untuk diperiksa dengan mikroskop. Sampel yang diambil dalam biopsi kemudian dianalisis oleh ahli patologi. Ia akan mengevaluasi sel, jaringan, dan organ dalam tes laboratorium untuk menentukan diagnosis penyakit yang dialami pasien.

     

     

    Apa saja obat kanker?

     

    Obat kanker pada dasarnya tergantung dari jenis dan stadium dari penyakit ini, potensi efek samping, serta pilihan dan kesehatan umum dari pasien. Secara umum, berikut ini beberapa obat kanker yang paling umum:

     

    1. Kemoterapi

     

    Kemoterapi adalah perawatan yang menggunakan zat kimia dengan intensitas kuat untuk membunuh sel yang bertumbuh cepat pada tubuh. Kemoterapi paling sering digunakan sebagai obat kanker, karena sel penyakit ini berkembang lebih cepat dari sel normal dalam tubuh.

     

    Obat-obatan kemoterapi dapat digunakan sendiri atau dikombinasikan sebagai obat kanker. Kemoterapi adalah cara yang efektif untuk mengobati banyak jenis penyakit ini namun memiliki risiko efek samping yang juga harus diwaspadai.

     

    2. Radioterapi

     

    Radioterapi adalah cara pengobatan yang mengandalkan radiasi dengan menggunakan gelombang energi tinggi seperti, sinar x, gama, proton, dan elektron untuk membunuh sel kanker. Walaupun radioterapi paling sering digunakan sebagai obat kanker, tetapi terkadang terapi ini juga dipakai untuk mengobati pasien yang tidak terkena penyakit ini, seperti tumor dan gangguan pada kelenjar tiroid.

     

    3. Terapi target

     

    Terapi target adalah terapi yang menggunakan obat-obatan atau bahan kimia lain untuk mengidentifikasi dan menyerang sel kanker secara spesifik tanpa membunuh sel-sel normal. Terapi ini antara lain:

     

     

    • Antibodi monoklonal
    • Penghambat tirosin kinase
    • Cyclin-dependent kinase inhibitors (penghambat cyclin-dependent kinase)

     

     

    Terapi yang digunakan dapat berupa kombinasi dari beberapa terapi. Konsultasikan dengan dokter Anda untuk pilihan terapi dan obat kanker yang tepat untuk Anda. Setiap pengobatan penyakit ini memiliki efek samping yang berbeda-beda. Pertimbangkan risiko pengonsumsian obat kanker dengan kondisi Anda.

     

    Pengobatan di rumah

    Apa saja perubahan gaya hidup atau pengobatan rumahan yang dapat dilakukan untuk mengatasi penyakit kanker?

     

    Perubahan gaya hidup berikut dapat membantu Anda mencegah dan mengatasi penyakit kanker:

     

     

    • Jangan merokok. Merokok telah dikaitkan dengan berbagai jenis penyakit ini—termasuk paru-paru, mulut, tenggorokan, laring, pankreas, kandung kemih, rahim dan ginjal.
    • Makanlah dengan pola makan yang sehat.
    • Makanlah banyak buah-buahan dan sayuran.
    • Batasilah daging olahan.
    • Pertahankanlah berat badan yang sehat dan aktif secara fisik. Mempertahankan berat badan yang sehat dapat menurunkan risiko berbagai jenis penyakit ini, termasuk payudara, prostat, paru-paru, usus besar, dan ginjal.
    • Lindungilah diri dari sinar matahari.
    • Dapatkan perawatan medis yang teratur

     

     

    Yuk jaga dan sayangi tubuh kita , dengan rajin rajin berolaharaga, pola makan yang sehat dan teratur , gizi yang seimbang , serta istirahat yang cukup ,agar terhindar dari berbagai macam penyakit yang tidak kita inginkan, Sahabat Sehat! 


    votre commentaire
  • Diabetes

         

    Diabetes adalah penyakit yang berlangsung lama atau kronis serta ditandai dengan kadar gula (glukosa) darah yang tinggi atau di atas nilai normal. Glukosa yang menumpuk di dalam darah akibat tidak diserap sel tubuh dengan baik dapat menimbulkan berbagai gangguan organ tubuh. Jika diabetes tidak dikontrol dengan baik, dapat timbul berbagai komplikasi yang membahayakan nyawa penderita

    .

     

    Penyakit Diabetes

     

     

    Glukosa merupakan sumber energi utama bagi sel tubuh manusia. Kadar gula dalam darah dikendalikan oleh hormon insulin yang diproduksi oleh pankreas, yaitu organ yang terletak di belakang lambung. Pada penderita diabetes, pankreas tidak mampu memproduksi insulin sesuai kebutuhan tubuh. Tanpa insulin, sel-sel tubuh tidak dapat menyerap dan mengolah glukosa menjadi energi.

     

    Jenis-jenis Diabetes

    Secara umum, diabetes dibedakan menjadi dua jenis, yaitu diabetes tipe 1 dan tipe 2. Diabetes tipe 1 terjadi karena sistem kekebalan tubuh penderita menyerang dan menghancurkan sel-sel pankreas yang memproduksi insulin. Hal ini mengakibatkan peningkatan kadar glukosa darah, sehingga terjadi kerusakan pada organ-organ tubuh. Diabetes tipe 1 dikenal juga dengan diabetes autoimun. Pemicu timbulnya keadaan autoimun ini masih belum diketahui dengan pasti. Dugaan paling kuat adalah disebabkan oleh faktor genetik dari penderita yang dipengaruhi juga oleh faktor lingkungan.Gejala diabetes

     

    Diabetes tipe 2 merupakan jenis diabetes yang lebih sering terjadi. Diabetes jenis ini disebabkan oleh sel-sel tubuh yang menjadi kurang sensitif terhadap insulin, sehingga insulin yang dihasilkan tidak dapat dipergunakan dengan baik (resistensi sel tubuh terhadap insulin). Sekitar 90-95% persen penderita diabetes di dunia menderita diabetes tipe ini.

     

    Selain kedua jenis diabetes tersebut, terdapat jenis diabetes khusus pada ibu hamil yang dinamakan diabetes gestasional. Diabetes pada kehamilan disebabkan oleh perubahan hormon, dan gula darah akan kembali normal setelah ibu hamil menjalani persalinan.

     

    Gejala Diabetes

    Diabetes tipe 1 dapat berkembang dengan cepat dalam beberapa minggu, bahkan beberapa hari saja. Sedangkan pada diabetes tipe 2, banyak penderitanya yang tidak menyadari bahwa mereka telah menderita diabetes selama bertahun-tahun, karena gejalanya cenderung tidak spesifik. Beberapa gejala diabetes tipe 1 dan tipe 2 meliputi:

     

     

    • Sering merasa haus.
    • Sering buang air kecil, terutama di malam hari.
    • Sering merasa sangat lapar.
    • Turunnya berat badan tanpa sebab yang jelas.
    • Berkurangnya massa otot.
    • Terdapat keton dalam urine. Keton adalah produk sisa dari pemecahan otot dan lemak akibat tubuh tidak dapat menggunakan gula sebagai sumber energi.
    • Lemas.
    • Pandangan kabur.
    • Luka yang sulit sembuh.
    • Sering mengalami infeksi, misalnya pada gusi, kulit, vagina, atau saluran kemih.

     

    Beberapa gejala juga bisa menjadi tanda bahwa seseorang mengalami diabetes, antara lain:

     

     

    • Mulut kering.
    • Rasa terbakar, kaku, dan nyeri pada kaki.
    • Gatal-gatal.
    • Disfungsi ereksi atau impotensi.
    • Mudah tersinggung.
    • Mengalami hipoglikemia reaktif, yaitu hipoglikemia yang terjadi beberapa jam setelah makan akibat produksi insulin yang berlebihan.
    • Munculnya bercak-bercak hitam di sekitar leher, ketiak, dan selangkangan, (akantosis nigrikans) sebagai tanda terjadinya resistensi insulin.

     

    Beberapa orang dapat mengalami kondisi prediabetes, yaitu kondisi ketika glukosa dalam darah di atas normal, namun tidak cukup tinggi untuk didiagnosis sebagai diabetes. Seseorang yang menderita prediabetes dapat menderita diabetes tipe 2 jika tidak ditangani dengan baik.

     

    Faktor Risiko Diabetes

    Seseorang akan lebih mudah mengalami diabetes tipe 1 jika memiliki faktor-faktor risiko, seperti:

     

     

    • Memiliki keluarga dengan riwayat diabetes tipe 1.
    • Menderita infeksi virus.
    • Orang berkulit putih diduga lebih mudah mengalami diabetes tipe 1 dibandingkan ras lain.
    • Bepergian ke daerah yang jauh dari khatulistiwa (ekuator).
    • Diabetes tipe 1 banyak terjadi pada usia 4-7 tahun dan 10-14 tahun, walaupun diabetes tipe 1 dapat muncul pada usia berapapun.

     

    Sedangkan pada kasus diabetes tipe 2, seseorang akan lebih mudah mengalami kondisi ini jika memiliki faktor-faktor risiko, seperti:

     

     

    • Kelebihan berat badan.
    • Memiliki keluarga dengan riwayat diabetes tipe 2.
    • Kurang aktif. Aktivitas fisik membantu mengontrol berat badan, membakar glukosa sebagai energi, dan membuat sel tubuh lebih sensitif terhadap insulin. Kurang aktif beraktivitas fisik menyebabkan seseorang lebih mudah terkena diabetes tipe 2.
    • Usia. Risiko terjadinya diabetes tipe 2 akan meningkat seiring bertambahnya usia.
    • Menderita tekanan darah tinggi (hipertensi).
    • Memiliki kadar kolesterol dan trigliserida abnormal. Seseorang yang memiliki kadar kolesterol baik atau HDL (high-density lipoportein) yang rendah dan kadar trigliserida yang tinggi lebih berisiko mengalami diabetes tipe 2.
    • Khusus pada wanita, ibu hamil yang menderita diabetes gestasional dapat lebih mudah mengalami diabetes tipe 2. Selain itu, wanita yang memiliki riwayat penyakit polycystic ovarian syndrome (PCOS) juga lebih mudah mengalami diabetes tipe 2.

     

     

    Diagnosis Diabetes

    Gejala diabetes biasanya berkembang secara bertahap, kecuali diabetes tipe 1 yang gejalanya dapat muncul secara tiba-tiba. Dikarenakan diabetes seringkali tidak terdiagnosis pada awal kemunculannya, maka orang-orang yang berisiko terkena penyakit ini dianjurkan menjalani pemeriksaan rutin. Di antaranya adalah:

     

     

    • Orang yang berusia di atas 45 tahun.
    • Wanita yang pernah mengalami diabetes gestasional saat hamil.
    • Orang yang memiliki indeks massa tubuh (BMI) di atas 25.
    • Orang yang sudah didiagnosis menderita prediabetes.

     

    Tes gula darah merupakan pemeriksaan yang mutlak akan dilakukan untuk mendiagnosis diabetes tipe 1 atau tipe 2. Hasil pengukuran gula darah akan menunjukkan apakah seseorang menderita diabetes atau tidak. Dokter akan merekomendasikan pasien untuk menjalani tes gula darah pada waktu dan dengan metode tertentu. Metode tes gula darah yang dapat dijalani oleh pasien, antara lain:

     

    Tes gula darah sewaktu. Tes ini bertujuan untuk mengukur kadar glukosa darah pada jam tertentu secara acak. Tes ini tidak memerlukan pasien untuk berpuasa terlebih dahulu. Jika hasil tes gula darah sewaktu menunjukkan kadar gula 200 mg/dL atau lebih, pasien dapat didiagnosis menderita diabetes.

    Tes gula darah puasa.  Tes ini bertujuan untuk mengukur kadar glukosa darah pada saat pasien berpuasa. Pasien akan diminta berpuasa terlebih dahulu selama 8 jam, kemudian menjalani pengambilan sampel darah untuk diukur kadar gula darahnya. Hasil tes gula darah puasa yang menunjukkan kadar gula darah kurang dari 100 mg/dL menunjukkan kadar gula darah normal. Hasil tes gula darah puasa di antara 100-125 mg/dL menunjukkan pasien menderita prediabetes. Sedangkan hasil tes gula darah puasa 126 mg/dL atau lebih menunjukkan pasien menderita diabetes.

     

     

    Tes toleransi glukosa. Tes ini dilakukan dengan meminta pasien untuk berpuasa selama semalam terlebih dahulu. Pasien kemudian akan menjalani pengukuran tes gula darah puasa. Setelah tes tersebut dilakukan, pasien akan diminta meminum larutan gula khusus. Kemudian sampel gula darah akan diambil kembali setelah 2 jam minum larutan gula. Hasil tes toleransi glukosa di bawah 140 mg/dL menunjukkan kadar gula darah normal. Hasil tes tes toleransi glukosa dengan kadar gula antara 140-199 mg/dL menunjukkan kondisi prediabetes. Hasil tes toleransi glukosa dengan kadar gula 200 mg/dL atau lebih menunjukkan pasien menderita diabetes.

     

     

    Tes HbA1C (glycated haemoglobin test). Tes ini bertujuan untuk mengukur kadar glukosa rata-rata pasien selama 2-3 bulan ke belakang. Tes ini akan mengukur kadar gula darah yang terikat pada hemoglobin, yaitu protein yang berfungsi membawa oksigen dalam darah. Dalam tes HbA1C, pasien tidak perlu menjalani puasa terlebih dahulu. Hasil tes HbA1C di bawah 5,7 % merupakan kondisi normal. Hasil tes HbA1C di antara 5,7-6,4% menunjukkan pasien mengalami kondisi prediabetes. Hasil tes HbA1C di atas 6,5% menunjukkan pasien menderita diabetes.

     

     

    Hasil dari tes gula darah akan diperiksa oleh dokter dan diinformasikan kepada pasien. Jika pasien didiagnosis menderita diabetes, dokter akan merencanakan langkah-langkah pengobatan yang akan dijalani. Khusus bagi pasien yang dicurigai menderita diabetes tipe 1, dokter akan merekomendasikan tes autoantibodi untuk memastikan apakah pasien memiliki antibodi yang merusak jaringan tubuh, termasuk pankreas.

     

     

    Pengobatan Diabetes

    Pasien diabetes diharuskan untuk mengatur pola makan dengan memperbanyak konsumsi buah, sayur, protein dari biji-bijian, serta makanan rendah kalori dan lemak. Pasien diabetes dan keluarganya dapat berkonsultasi dengan dokter atau dokter gizi untuk mengatur pola makan sehari-hari.

     

    Untuk membantu mengubah gula darah menjadi energi dan meningkatkan sensitivitas sel terhadap insulin, pasien diabetes dianjurkan untuk berolahraga secara rutin, setidaknya 10-30 menit tiap hari. Pasien dapat berkonsultasi dengan dokter untuk memilih olahraga dan aktivitas fisik yang sesuai.

     

    Pada diabetes tipe 1, pasien akan membutuhkan terapi insulin untuk mengatur gula darah sehari-hari. Selain itu, beberapa pasien diabetes tipe 2 juga disarankan untuk menjalani terapi insulin untuk mengatur gula darah. Insulin tambahan tersebut akan diberikan melalui suntikan, bukan dalam bentuk obat minum. Dokter akan mengatur jenis dan dosis insulin yang digunakan, serta memberitahu cara menyuntiknya.

     

    Pada kasus diabetes tipe 1 yang berat, dokter dapat merekomendasikan operasi pencangkokan (transplantasi) pankreas untuk mengganti pankreas yang mengalami kerusakan. Pasien diabetes tipe 1 yang berhasil menjalani operasi tersebut tidak lagi memerlukan terapi insulin, namun harus mengonsumsi obat imunosupresif secara rutin.

     

    Pada pasien diabetes tipe 2, dokter akan meresepkan obat-obatan, salah satunya adalah metformin, obat minum yang berfungsi untuk menurunkan produksi glukosa dari hati. Selain itu, obat diabetes lain yang bekerja dengan cara menjaga kadar glukosa dalam darah agar tidak terlalu tinggi setelah pasien makan, juga dapat diberikan.

     

    Pasien diabetes harus mengontrol gula darahnya secara disiplin melalui pola makan sehat agar gula darah tidak mengalami kenaikan hingga di atas normal. Selain mengontrol kadar glukosa, pasien dengan kondisi ini juga akan diaturkan jadwal untuk menjalani tes HbA1C guna memantau kadar gula darah selama 2-3 bulan terakhir.

     

    Komplikasi Diabetes

    Sejumlah komplikasi yang dapat muncul akibat diabetes tipe 1 dan 2 adalah:

     

     

    • Penyakit jantung
    • Stroke
    • Gagal ginjal kronis
    • Neuropati diabetik
    • Gangguan penglihatan
    • Depresi
    • Demensia
    • Gangguan pendengaran
    • Luka dan infeksi pada kaki yang sulit sembuh
    • Kerusakan kulit akibat infeksi bakteri dan jamur

     

    Diabetes akibat kehamilan dapat menimbulkan komplikasi pada ibu hamil dan bayi. Contoh komplikasi pada ibu hamil adalah preeklamsia. Sedangkan contoh komplikasi yang dapat muncul pada bayi adalah:

     

     

    • Kelebihan berat badan saat lahir.
    • Kelahiran prematur.
    • Gula darah rendah (hipoglikemia).
    • Keguguran.
    • Penyakit kuning.
    • Meningkatnya risiko menderita diabetes tipe 2 pada saat bayi sudah menjadi dewasa.

     

    Pencegahan Diabetes

    Diabetes tipe 1 tidak dapat dicegah karena pemicunya belum diketahui. Sedangkan, diabetes tipe 2 dan diabetes gestasional dapat dicegah, yaitu dengan pola hidup sehat. Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah diabetes, di antaranya adalah:

     

     

    • Mengatur frekuensi dan menu makanan menjadi lebih sehat.
    • Menjaga berat badan ideal.
    • Rutin berolahraga.
    • Rutin menjalani pengecekan gula darah, setidaknya sekali dalam setahun

     

     

    Yuk jaga dan sayangi tubuh kita , dengan rajin berolahraga, pola makan yang sehat dan teratur , gizi seimbang , serta istirahat yang cukup , agar tubuh terhindar dari berbagai macam penyakit , Sahabat Sehat!


    votre commentaire
  • Batu Ginjal (Kencing Batu)

     

     

    Apa itu batu ginjal (kencing batu)?

    Batu di ginjal adalah endapan keras yang terbentuk dari zat yang ada di air kencing. Prosesnya disebut nephrolithiasis. Penyakit batu ginjal atau kencing batu ini biasanya berukuran sangat kecil atau bisa mencapai sekitar beberapa inci. Ukuran batu yang lebih besar yang mengisi saluran yang membawa kencing dari ginjal ke kandung kemih disebut batu staghorn.

     

     

    Penyakit Kencing Batu/Batu Ginjal

     

    Seberapa umumkah penyakit batu yang terdapat ginjal?

    Penyakit batu ginjal atau kencing batu umum terjadi, yang biasanya menyerang orang yang berusia di atas 40 tahun. Penyakit batu ginjal atau kencing batu bisa diatasi dengan mengurangi faktor-faktor yang berisiko untuk kesehatan kita. Harap berdiskusi dengan dokter Anda untuk informasi lebih lanjut.

     

    Tanda-tanda & gejala

    Apa saja gejala batu ginjal?

    Sepertiga dari orang-orang di dunia memiliki kondisi adanya batu pada ginjal mereka, tapi hanya setengahnya yang punya gejala batu ginjal.Kencing Batu

     

    Meski tanpa gejala, batu pada  ginjal bisa menimbulkan masalah, seperti infeksi dan penyumbatan aliran kencing. Batu yang tersangkut di kandung kemih akan menyebabkan kencing batu dan memunculkan banyak gejala.

     

    Gejala batu ginjal yang biasanya terjadi adalah sakit luar biasa (urinary colic) yang datang dan pergi, dan biasanya bergerak dari bagian samping belakang (flank) ke bagian bawah perut (abdomen). Gejala batu ginjal umum lainnya termasuk :

     

     
    • Sakit pinggang, paha, selangkangan, dan kemaluan
    • Darah dalam urin
    • Mual dan muntah-muntah

     

    Jika kencing batu yang disebabkan oleh batu kristal di ginjal menimbulkan infeksi, Anda harus segera periksakan ke dokter. Gejala batu ginjal lainnya  bisa berupa meriang, demam, berkeringat, dan buang air kecil yang sering, mendesak, serta terasa sakit.

     

    Masih banyak tanda-tanda atau gejala batu ginjal yang tidak disebutkan di atas. Jika Anda punya masalah dengan salah satu gejalanya, harap konsultasi dengan dokter Anda.

     

    Kapan sebaiknya saya bertemu dokter?

    Anda sebaiknya menghubungi dokter jika Anda mengalami beberapa gejala batu ginjal seperti:

     

     
    • Muntah-muntah parah, sakit teramat sangat yang membuat Anda tidak bisa duduk diam
    • Rasa sakit disertai mual dan muntah-muntah
    • Rasa sakit disertai demam dan meriang
    • Kencing berdarah
    • Susah buang air kecil, yang mana ini merupakan salah satu gejala batu ginjal yang paling umum

     

    Penyebab
    Apa penyebab batu ginjal?

    Penyebab batu ginjal atau kencing batu bisa terbentuk jika urin atau air kencing yang mengandung terlalu banyak bahan kimia. Bahan kimia tersebut seperti kalsium, asam urat, sistin, atau struvite (campuran fosfat, magnesium, dan ammonium).

     

    Melakukan diet yang sangat tinggi protein dan meminum terlalu sedikit air akan meningkatkan risiko penyebab batu ginjal muncul. Faktanya, sekitar 85% batu di ginjal penyebab kencing batu terbuat dari zat kalsium. Batu asam urat terjadi lebih sering jika Anda juga menderita encok. Batu struvite terbentuk lebih sering di dalam urin yang terinfeksi (batu infeksi).

     

    Jenis batu yang menyebabkan kencing batu

    Para dokter telah menemukan empat jenis kandungan utama dari penyebab batu ginjal:

     

    Tumpukan kalsium

     

    Kencing batu sering disebabkan oleh batu ginjal yang mengandung kalsium. Kelebihan kalsium bisa menjadi penyebab batu ginjal. Pasalnya, kalsium yang tidak digunakan oleh tulang dan otot pergi ke ginjal.

     

    Pada kebanyakan orang, ginjal mengeluarkan ekstra kalsium bersamaan dengan sisa urin. Orang yang memiliki batu kalsium menyimpan kalsium dalam ginjal mereka.

     

    Kalsium yang tetap berada di belakang bergabung dengan produk-produk limbah lain untuk membentuk batu. Seseorang dapat memiliki kalsium oksalat dan batu kalsium fosfat, meskipun batu kalsium oksalat lebih umum.

     

    Asam urat tinggi

     

    Sebuah batu asam urat juga bisa terbentuk ketika air seni mengandung terlalu banyak asam. Orang-orang yang makan banyak daging, ikan, dan kerang mungkin terkena batu asam urat.

     

    Infeksi ginjal

     

    Batu struvite di ginjal, juga dapat terbentuk setelah Anda memiliki infeksi ginjal.

     

    Faktor genetik

     

    Batu sistin adalah hasil dari kelainan genetik, yang berarti masalah diturunkan dari orangtua ke anak. Gangguan tersebut menyebabkan sistin bocor melalui ginjal dan ke dalam urin.

     

    Faktor-faktor risiko
    Apa yang meningkatkan risiko penyakit batu ginjal?

    Ada banyak faktor-faktor risiko penyebab batu ginjal, seperti :

     

     
    • Riwayat kesehatan keluarga yang pernah mengalami batu di ginjal. Bila ada keluarga yang pernah mengalami batu di ginjal, kemungkinan Anda juga bisa terkena
    • Dehidrasi atau tubuh yang kekurangan cairan bisa menjadi penyebab batu ginjal
    • Diet-diet tertentu, seperti diet yang tinggi protein, sodium, dan gula bisa menjadi risiko penyebab batu ginjal.
    • Mengalami obesitas atau berat badan berlebih juga bisa menjadi penyebab batu ginjal
    • Penyakit pencernaan dan operasi pencernaan. Operasi lambung (gastric bypass surgery), infeksi usus, atau diare kronis bisa menyebabkan perubahan di dalam proses pencernaan yang memengaruhi penyerapan kalsium dan air, meningkatkan kadar tingkat pembentukan batu di dalam urin Anda.
    • Kondisi medis lainnya juga bisa meningkatkan risiko batu ginjal termasuk renal tubular acidosis, cystinuria, hyperparathyroidism, obat-obatan tertentu, dan beberapa infeksi kandung kemih.

     

    Obat & Pengobatan

    Informasi yang diberikan bukanlah pengganti nasihat medis. SELALU konsultasikan pada dokter Anda.

     

    Apa saja pilihan obat batu ginjal?

    Pengobatan tergantung kepada beberapa hal, seperti ukuran dan jumlah batu, di mana dmereka berada, dan apakah ada infeksi atau tidak. Kebanyakan batu keluar dari tubuh dengan sendirinya tanpa bantuan dokter. Obat-obatan dapat digunakan untuk mengurangi rasa sakit. Antibiotik diberikan jika ada infeksi.

     

    Batu yang tidak keluar sendiri perlu dikeluarkan dengan bantuan ahli urologi. Seorang ahli urologi adalah dokter yang memiliki spesialisasi di bidang penyakit saluran kemih. Ahli urologi biasanya menggunakan alat yang panjang dan tipis (ureteroscope) untuk mengeceknya.

     

    Kadang-kadang, dokter juga menggunakan gelombang kejut untuk memecahkan batu menjadi potongan-potongan kecil agar lebih mudah dikeluarkan. Pengobatan ini disebut extracorporeal shock wave lithotripsy (ESWL). Tak jarang, diperlukan operasi batu ginjal untuk mengeluarkan batu-batu ini (percutaneous nephrolithotomy).

     

    Operasi batu ginjal

    Jika batu ginjal menghalangi saluran kemih Anda, Anda membutuhkan tindakan seperti  operasi batu ginjal. Jika hanya ditemukan batu-batu kecil pada ginjal, biasanya ini tidak membutuhkan tindakan operasi batu ginjal.

     

    Kemungkinan Anda butuh obat pereda nyeri untuk meredakan sakit di bagian perut atau ketika ingin buang air kecil. Jika Anda sering muntah atau tidak minum cukup cairan, Anda mungkin perlu untuk pergi ke rumah sakit dan mendapatkan cairan melalui jarum di lengan. Kemungkinan dokter juga akan menyarankan operasi batu ginjal di tahap ini.

     

    Jika Anda memiliki batu di ginjal yang besar atau saluran kemih Anda diblokir, ahli urologi dapat mengangkat batu atau memecahnya menjadi potongan-potongan kecil dengan perawatan selain operasi batu ginjal berikut ini:

     

    Ureteroscopy

     

    Urolog akan menggunakan alat panjang, seperti tabung dengan lensa mata, yang disebut ureteroscope, untuk menemukan krital pada penyakit batu ginjal. Alat ini dimasukkan ke dalam uretra dan melalui kandung kemih ke ureter.

     

    Setelah batu ditemukan, urologi dapat mengangkat atau dapat memecahnya menjadi potongan-potongan kecil dengan energi laser. 

     

    Nephrolithotomy perkutan

     

    Urolog menggunakan alat untuk melihat kawat-tipis, yang disebut nephroscope, untuk menemukan dan menghilangkan kristal batu pada penyakit batu ginjal.

     

    Alat ini dimasukkan langsung ke dalam ginjal melalui luka kecil yang dibuat di punggung Anda. Untuk kasus penyakit batu ginjal yang lebih parah, gelombang kejut juga dapat digunakan untuk memecah batu menjadi potongan-potongan kecil.

     

    Shock Wave Lithotripsy (SWL)

     

    SWL merupakan salah satu  obat batu ginjal tanpa operasi yang bisa Anda pilih. Metode ini digunakan untuk menghilangkan batu di ginjal atau di saluran kencing.

     

    Di sini, akan digunakan gelombang kejut difokuskan pada batu di ginjal menggunakan sinar-X atau ultrasound. Penembakan berulang menggunakan gelombang kejut biasanya menyebabkan batu itu pecah menjadi potongan-potongan kecil

     

     

     

    Pilihan pengobatan selain operasi batu ginjal

    1. Coba banyak minum air

     

    Dehidrasi merupakan salah satu faktor risiko utama yang bisa menjadi penyebab terbentuknya batu di ginjal. Dengan minum air yang cukup setiap hari, ini dapat menjadi obat batu ginjal tanpa operasi.

     

    Upayakan untuk minum 12 gelas air per hari, lebih dari anjuran sehari-hari yang berkisar sekitar 8 gelas perhari. Lakukan ini setiap hari dalam beberapa waktu.

     

    Setelah minum air sebagai obat batu ginjal, jangan lupa juga perhatikan warna urin anda. Urin yang normal seharusnya berwarna bening.

     

    Jika urin Anda memiliki warna lain seperti kuning atau merah, tandanya ada yang salah dengan tubuh Anda. Segera konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan obat batu ginjal dan perawatan lebih lanjut.  

     

    2. Minum air lemon

     

    Selain minum air putih, Anda bisa menambahkan lemon segar di dalam air yang Anda minum tiap hari. Lemon adalah buah mengandung sitrat, yang merupakan bahan kimia untuk mencegah pembentukan batu kalsium di dalam tubuh.

     

    Sitrat juga bisa memecah batu-batu kecil, memungkinkan mereka untuk melewati ginjal dengan lebih mudah. Air lemon bisa menjadi obat batu ginjal alternatif bagi Anda.

     

    3. Cuka apel

     

    Cuka apel adalah minuman obat batu ginjal yang mengandung asam sitrat. Sama dengan lemon, bahwa asam sitrat pada cuka apel dapat membantu melarutkan batu ginjal.

     

    Obat batu ginjal ini dapat meningkatkan asam pada lambung untuk mencegah pembentukan batu baru. Selain membantu zat keluar lewat ginjal lebih mudah, cuka sari apel juga bisa meringankan rasa sakit yang disebabkan oleh adanya batu dalam saluran kencing.

     

    Sebaiknya jangan mengonsumsi lebih dari satu gelas 8 ons air campur cuka apel setiap hari, apalagi jika Anda menggunakannya sebagai minuman obat batu ginjal.

     

    Jika tertelan dalam jumlah yang lebih besar, cuka sari apel dapat menyebabkan kadar kalium dan osteoporosis rendah. Penderita diabetes harus berhati-hati saat meminum campuran ini. Pantau kadar gula darah Anda dengan hati-hati sepanjang hari.

     

    Hindari juha meminum campuran air dan cuka apel jika Anda mengonsumsi beberapa obat berikut:

     

     
    • Insulin
    • digoxin (Digox)
    • Diuretik, seperti spironolakton (Aldactone)

     

    Apa tes yang paling umum untuk mendeteksi gejala batu ginjal?

    Dokter akan melihat riwayat medis, melakukan pengecekan fisik, dan tes urin. Pengecekan dengan x-ray atau ultrasound terhadap perut Anda bisa dilakukan jika dibutuhkan. Tes ini dapat mengungkap sebagian besar jenis batu (kalsium, cystine, dan batu struvite).

     

    Namun x-ray tidak bisa menunjukkan batu asam urat dan juga akan melewatkan batu-batu yang lebih kecil. Computed Tomography (CT) di saluran kemih adalah tes terbaik untuk mendiagnosa batu dan mendeteksi penyakit lain yang bisa menyebabkan gejala yang serupa dengan batu pada ginjal.

     

    Sangat jarang terjadi, namun jika diagnosisnya belum jelas, akan dilakukan studi x-ray spesial (intravenous pyelogram, atau IVP). Dalam studi ini, zat pewarna akan dipakai untuk mewarnai kantong kemih dan membantu pencarian batu.

     

    Pengobatan di rumah
    Apa saja perubahan gaya hidup atau pengobatan di rumah yang membantu mengatasi batu yang terdapat pada ginjal?

     

    Gaya hidup dan pengobatan di rumah berikut ini dapat membantu Anda mengatasi batu di ginjal:

    • Minum semua obat yang diberikan
    • Ikutin saran dokter tentang pola makan
    • Banyak minum cairan, paling tidak 2-3 liter perhari
    • Hubungi dokter Anda jika kondisi memburuk.

     

    Pencegahan
    Mencegah penyakit batu ginjal

    1. Minum air yang banyak

     

    Minum air setidaknya 8 gelas per hari. Perbanyak asupan air putih Anda jika aktivitas fisik Anda tergolong padat dan sering berkeringat. Rajin minum air dapat menurunkan risiko pembentukan batu di ginjal.

     

    Namun, batasi minuman yang mengandung kalori atau pemanis. Kurangi alkohol, kafein, teh, dan minuman bersoda. Penelitian menunjukkan bahwa setidaknya konsumsi 1 gelas minuman bersoda setiap hari dapat meningkatkan risiko sakit batu di ginjal sebanyak 23 persen.

     

    2. Batasi makan makanan asin

     

    Kebanyakan makan makanan asin dari garam  atau natrium, dapat memicu penyakit batu ginjal karena meningkatkan jumlah kalsium dalam urin.

     

    Batasi asupan garam maksimal dalam sehari setara dengan 1 sendok teh garam dapur (5 gram garam). Biasakan untuk membaca dan menghitung kandungan gizi dalam makanan kemasan yang banyak mengandung natrium

     

    3. Jaga berat badan tetap ideal

     

    Obesitas sering dikaitkan terhadap risiko batu di ginjal atau sakit kencing batu. Hal ini dapat menyebabkan resistensi insulin dan peningkatan jumlah kalsium dalam urin sehingga berisiko lebih besar adanya batu di ginjal.

     

    Pada pH urin cenderung lebih asam pada orang yang memiliki berat badan lebih sehingga juga meningkatkan risiko terjadinya pembentukan batu ginjal.

     

    4. Batasi makan asupan hewani dan yang mengandung purin

     

    Daging dan sumber protein hewani yang biasa Anda makan seperti telur, jeroan dan produk susu mengandung purin. Purin adalah zat yang sering menyebabkan kondisi asam urat.

     

    Selain itu, asam urat merupakan salah satu bahan yang akan membentuk batu pada ginjal Anda.Oleh karena itu, batasi asupan makanan hewani dan makanan mengandung purin lainnya.

     

    Yuk jaga dan sayangi tubuh kita , dengan rajin berolahraga , pola makan yang sehat , gizi seimbang , agar terhindar dari berbagai macam penyakit , Sahabat Sehat!


    votre commentaire